“Kank ,seiring dengan tututan zaman maka kinerja pegawai harus meningkat.Bukan
hanya persoalan disipilin ,administratif dan beban kerja ,melainkan yang lebih
penting adalah sikap mental . Adakah cara sederhana untuk menumbuhkan Budaya
Kinerja Bermutu dikalangan pegawai kami....?”
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. Qs Al Hasyr (59): 18.
Diriwayatkan
oleh al -Hasan dan diterima dari Aisyah
ra bahwa . Rosul Saw pernah bersabda : Terus meneruslah anda mengetuk pintu syurga
,niscaya akan dibukakan bagi anda sekalian !”. Para sahabat bertanya : Bagaimana
caranya kami terus mengetuk pintu syurga ya Rosulullah ?”. Rosul Saw
menjawab : “Pintu Syurga itu
terketuk dengan lapar dan dahaga (puasa) !”.
Salah satu cara menumbuhkan kesadaran dan kesediaan pegawai
menjalankan profesionalitas mereka menjadi budaya kinerja bermutu adalah menetapkan budaya tersebut sebagai filosofi
pelayanan prima pada instansi /departemen yang anda pimpin .
Program kampanye Budaya mutu kinerja harus merupakan komitmen seluruh divisi mulai dari manajemen ,staf dan pegawai untuk menjadikan sebagai standar hasil dari seluruh aktivitas pelayanannya.Prinsip ini harus dapat bertujuan memberdayakan setiap anggota organisasi mendapatkan manfaat secara individual ,teamwork sampai kebermaknaan dalam bekerja.
Program kampanye Budaya mutu kinerja harus merupakan komitmen seluruh divisi mulai dari manajemen ,staf dan pegawai untuk menjadikan sebagai standar hasil dari seluruh aktivitas pelayanannya.Prinsip ini harus dapat bertujuan memberdayakan setiap anggota organisasi mendapatkan manfaat secara individual ,teamwork sampai kebermaknaan dalam bekerja.
Pertama : Jadikan
kegiatan kampanye budaya kinerja bermutu
sebagai aktivitas sustainable empowerment.
Banyak terjadi kesalahan atau kegagalan mutu
tidak dapat terjaga jika ganti pimpinan ganti kebijakan bahkan merombak
sistem yang sudah tertata. Prinsip yang semestinya adalah mempertahankan aturan
lama yang baik dan membawa kemajuan serta melengkapi dengan aturan baru supaya lebih
baik.
Kedua : Study Banding
,bukan sekedar plesir keluar negeri atau sekedar aktivitas wisata tanpa hasil .
Faktor penting dalam study banding adalah dapat menemukan dan membangun
obyektivitas visi ,misi dan filosofi ruh
pelayanan yang akan dibangun pada instansi bersangkutan.Diharapkan peserta
studi banding dapat mentrasfer ,pengetahuan ,pengalaman serta memberikan
teladan nilai nilai positif dari perjalanan pembelajaran ke instansi terkait
pada divisi masing masing.
Ketiga :Kerterlibatan
dan dukungan semua pegawai ,employee
involvement.Keberhasilan sebuah “kampanye’ terletak pada keberhasilan
menggalang parsisipasi serta keterlibatan target adiencenya untuk menjalankan pesan
yang disampaikan secara optimal. Oleh karena itu menumbuhkan sense of ownership pada pelaksaknaan program kampanye budaya
kinerja bermutu harus di teladani dari pimpinan dan seluruh pegawai pada
departemen yang yang anda kelola.
Keempat : hubungan harmonis
seluruh karyawan dengan pimpinan akan mempemudah keberhasilan program kampanye.Hubungan
yang hamonis ini akan mampu menciptakan keterikatan hati ,emotional bonding
bagi seluruh elemen anggota organisasi
untuk menjalankan program secara tulus
dan sadar . Lantaran mereka memiliki persepsi bahwa program yang
dijalankan sangat familiar dengan kehidupan dan motivasi kerja yang
dibutuhkannya. Dengan demikian pimipinan
harus dapat familiar dengan teamnya sehingga pegawai dan staff merasa tidak ada
alasan untuk tidak menjalankan progam yang sudah dicanangkan.
Kelima : Pesan yang
familiar .Sebuah kegiatan akan efektif jika pesan yang disampaikan mudah
diingat,dilihat ,didengar dan dilaksanakan.Karena itu diperlukan upaya strategi
yang efektif untuk menciptakan dukungan ,bukan sekedar skala kegiatan yan
temporer.Sehingga pimpinan dan staf serta pegawai akan menciptkan iklim positif dalam
organisasi dengan sense of ownership
,dedikasi dan semangat profesional yang
diberikan atas motivasi rasa percaya bangga dan bermakna terhadap organisasinya
bekerja.
Kelima : implmentasi
,impact dan evaluasi .Perubahan kearah perbaikan dan kemajuan perusahaan
secara kuantitaif dan kualitatif adalah parameter keberhasilan sebuah
perencanaan program” empowerment “. Guna mengukur obyektifitas keberhasilan
program kampanye organisasi memang diperlukan pihak ketiga . Bisa melalui
survei internal kepuasan pelayanan
kepada “costumer” sebagai responden, atau audit intenal/eksternal pihak HRD
dengan mengukur presepsi atas kegiatan
misalnya pra kegaitan,proses kegiatan dan pasca
kegiatan. Tanpa audit dan evaluasi sulit menentukan efektifitas dari
kegaiatan kampanye yang anda adakan baik keberhasilan pelaksananannya maupundampaknya
terhadap sikap mental pegawai.
Sudah saatnya Budaya Kinerja bermutu menjadi ruh
profesionalitas yang beriman yang profesional..!”
0 komentar:
Posting Komentar