Adakah kiat sederhana kank dalam menumbuhkan hasrat melayani di kalangan
aparatur pemerintahan, mengingat berbagai diklat telah dilakukan ?
Hasrat memberikan pelayanan prima seringkali bukan hanya persoalan
knowledge /pengetahuan atau kemampuan dalam setiap diri pegawai yang anda
miliki, terbukti berbagai pelatihan dan diklat sudah diberikan dan belum
memberikan dapak yang signifikan. Mengapa
demikian..! Sebagai pegawai aparatur
tentu saja mereka semestinya sudah mengetahui tugas dan fungsinya masing
masing sebagai karyawan. Tahu bagaimana menjalakan tugasnya dengan baik dan
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Persoalannya adalah bagaimana
menciptakan hasrat yang kuat untuk dapat menjalankan pelayanan secara prima.
Apalagi jika tidak didukung
keteladanan dari atasan , atasan hanya berorientasi pada proyek proyek jangka
pendek yang menguntungkan sehingga lupa memberikan contoh kongrit dan arahan
kepada bawahannya. Dengan demikian banyak aturan main yang dilanggar atau
diabaikan demi kepentingan sesaat.
Misalnya mengerjakan tugas hanya sebatas memenuhi SPJ ,tanpa berpikir
target mutu seperti yang diharapkan , janji yang tidak ditepati sehingga
kualitas kinerja cenderung menurun atau jauh dari harapan dsb .
Salah kunci keberhasilan dalam membentuk perilaku aparatur adalah dengan
mengkondisikan mereka dalam kerangka kerja budaya pelayanan prima melalui sistem
manajemen dam pengelolaan SDM . Sistem manjemen adalah untuk menentukan “what and how “ dan
pengelolaan SDM menyangkut “who and why”`.
Sistem Manajemen dimulai dari merumuskan arti pelayanan prima ,didukung
dengan pembentukan system dan aturan main serta infrastruktur budaya layanan
itu sendiri. Setelah sistem manajemen dibentuk maka dilanjutkan dengan
menentukan pelaku pelakunya lengkap dengan alasan mengapa mereka harus dapat
menjalankan pelayanan prima seperti system manajemen yang dimaksud.
Jika mengacu pada pendekatan imbalan dan ancaman,bisa saja pegawai /staf
aparatur menjalankan tugasnya selama
system evaluasinya ,persistence
dan consistence . Namun membuat
karyawan dalam kondisi under pressure
tentu akan menimbulkan situasi bekerja yang tidak kondusif. Mengingat
hasrat munculnya dari kesadaran dan keinginan yang kuat maka dibutuhkan
keteladanan dari atasan mulai dari
Pimpinan puncak,Kabid/Kasie hingga para pegawai senior diinstansi
bersangkutan. Mentoring ,briefing,
bimbingan ,arahan serta perlakuan yang fair
secara terus menerus akan dapat
membangkitkan passionate seluruh pegawai sekalius menciptakan lingkungan dan
budaya kerja yng kondusif.
Untuk mengejak pada kebaikan diperluakan upaya yang terus menerus dan
berkesinambungan…!’
0 komentar:
Posting Komentar