Saat ini
dan di masa depan tuntutan menjadi profesional sudah tidak bisa ditawar apapun
jenis kategori industrinya,bagaimanapun kondisi peruasahaan /
instansinya,setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan organisasi dituntut untuk menjadi professional
,kendatipun sampai saat ini masih saja ada sebagian orang yang bekerja dibawah
standar kinerja yang ditentukan, dengan dalih lingkungan kerja tidak kondusif
atau atasan tidak mendukung serta budaya organisasi yang tidak profesional dsb.
Padahal dalam salah satu riwayat Rosulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah telah
menetapkan ketentuan-Nya,janganlah kalian langgar. Dia telah menetapkan
beberapa perkara wajib ,janganlah kalian
sia siakan. Dia telah mengharamkan beberapa perkara,janganlah kaian langgar.
Dan Dia telah membiarkan dengan sengaja beberapa perkara sebagai bentuk
kasihNya terhadap kalian ,janganlah kalian permasalahkan”. HR Al
Daruquthni.
Bila
diamati hampir semua karyawan bisa berhadapan dengan kondisi lingkungan
kerja yang suka tidak suka mau tidak mau harus diterima,lingkungan kerja yang
dianggap tidak kondusif merupakan persoalan yang sama dihadapi semua karyawan
,namun masih ada karyawan yang tetap memegang teguh professionalitas dan
berprestasi sementara ada sebagian karyawan yang memutuskan memilih kerja
dibawah target standar kinerjanya oleh karena itu persoalan professional
sebenarnya terletak pada pribadi masing masing alias merupakan faktor
internal,berdasarkan pengamatan saya selaku konsultan MSDM
dunia industri maupun pemerintahan,seorang moslem akan memegang teguh
profesionalnya mengapa..?
Pertama:
keimanan,menjadi seorang yang beriman berarti meyakini bahwa dalam melaksanakan
tugasnya bukan semata mata mencari nafkah bagi kehidupan pribadi melainkan,
sebagai bagian dari pegabdian atau tugas menjalankan perintah-Nya, banyak karyawan ketika ditanya alasan
menjalani profesi merupakan pemenuhan kebutuhan hidup,sedangkan
menempatkan keimanan pada sisi yang lain
dari kehidupannya,makanya mereka banyak yang bekerja menurut ‘ukurannya sendiri
sendiri’ sehingga mengabaikan faktor etika norma nilai moral yang universal.
Akibatnya professional tidak jarang dimaknai hanya mendapatkan setumpuk uang
tanpa menghiraukan value dari proses
pencapaiannya. Sehingga tidak jarang berakibat menjadi mengindap stress dan kelainan psikis lainnya.
Kedua:
Selalu berbuat kebaikan dan memberikan yang terbaik, seorang moslem akan selalu
memberikan yang terbaik dari yang dia bisa mereka merupakan pribadi pribadi
yang “achievement self motivated” karena merasa beranggapan setiap
perbuatan akan mendapatkan balasan sesuai dengan amalan yang dilakukan, dengan
memberikan yang terbaik maka konsekuensi logis dari upaya nya akan memberikan result value yang lebih baik pula. Motif
dan tujuan berprofesi adalah kesuksesan yang diwujudkan dengan pencapaian prestasi. Sedangkan bagi mereka yang hanya menempatkan
uang sebagai tujuan cenderung tidak produktif dan lebih mementingkan tugas
rutinitas serta tugas proyek yang tidak jarang mutu kinerjanya dibawah
standar.
Ketiga:
Memiliki Rasa Percaya Diri, seorang moslem
memiliki keyakinan bahwa rezeki adalah pemberian dari Allah SWT oleh karena
itu mereka tetap memegang teguh perintah dan larangan Nya,mereka enggan
melakukan perbuatan curang yang merupakan pantangan dari seorang proffessional.
Dengan rasa percaya diri mereka memiliki ketenangan dalam menjalani profesi
secara profesional serta tidak mudah mengikuti arus yang tidak produktif. Sehingga keberadaan meraka selalu
diperhitungan baik oleh kawan maupun kompetitor. Dengan rasa percaya diri pula
mereka dapat mengembangkan “communication
skill”, termasuk kemampuan dalam bernegosiasi . Terutama negosiasi yang saling menguntungkan ,berpikir dan
bertindak untuk win win solution tanpa
meninggalkan kaidah nora dan etika universal.
Keempat:
Berani menampilkan identitas kemoslemannya, seorang moslem tidak takut untuk
menampilkan akhlak mulia dalam menjalankan berbagai macam aktivitas profesinya.
Mereka tidak takut di campakkan apabila tidak mengikuti aturan salah yang
dianggap biasa dalam lingkungan kerja amupun berbisnis ,mereka tetap merasa
nyaman dengan keyakinannya dan berani menolak ketika menghadapi perilaku yang
bertentangan dengan system value yang dianggap benar. Seorang moslem yang profesional tidak akan
krisis identitas menghadapi situasi yang tidak menentu atau cenderung pada
pelanggaran norma justru sebaliknya
mereka berani tampil beda,menunjukkan
identitas keislamannnya.
Kelima
,memiliki emphati ,seorang moslem adalah ibarat sebuah tubuh apabila salah satu
bagian tubuh merasa sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya, demikian juga seorang
profesional moslem memiliki kepakaan dalam menempatkan diri pada orang lain .
Empati merupakan dasar dari terbangunnya sebuah relasi yang harmonis yang dapat
meningkatkan prestasi kinerjanya. Seorang moslem akan menjadi solusi bagi aneka
persoalan moslem yang lainnya termasuk kehadirannya hanya memberikan
kebermanfaatan dan solusi bagi pihak
lain.
“Jadilah
anda seorang moslem yang profesional dalam menjalani profesi dengan memberikan
kebermanfaatan dan solusi bagi orang lain ,niscaya anda menjadi pribadi yang
diandalkan”. Kank Hari
0 komentar:
Posting Komentar