“Tunggu sampai masuk
rumah dulu ,setelah tenang kamu bisa menceritakan segenting apapun yang kamu hadapi,ingat
suami yang baru saja dari jalan tentu masih didampingi “setan” . Itulah petuah
dari para orang tua dizaman dulu. Meskipun sering diingatkan masih saja banyak
istri yang terburu nafsu untuk tidak sabar dalam “berbicara” dengan suami dan
tidak jarang permasalahan menjadi semakin runyam.
Sinyalamen Rosulullah SAW , bahwa seorang istri adalah
pakaian bagi suami sebaliknya suami adalah pakaian dari istrinya, menangkap
gejala dimasyarakat bahwa tidak jarang meskipun kehidupan suami istri adalah
kehidupan bersama yang terintegrasi masih saja banyak pasangan yang lebih
mengedepankan egosectoral nya alias lebih mengedepankan kepentingan pribadi.
Serta tidak jarang pula pasangan suami istri rentan konflik karena kesulitan
memahami watak dan perilaku pasangan hidupnya.
Dalam berbicara kepada
suami sering suami dibombardir dengan kalimat atau kata kata yang tidak
mengenakan hati bahkan layaknya seperti tanpa diberi kesempatan berpikir atau memberikan
klarifikasi ,akibatnya jika suami tidak bereaksi agresi pasip yang bisa
berakibat fatal dikemudian hari bisa jadi suami juga membalas serangan bombardir
kalimat istrinya dibalas secara agresif pula. Maka keributan pun terjadi tanpa penyelesaian
dan solusi yang nyata.
Mengingat komunikasi
yang disampaikan dengan cara tidak baik bisa menciptakan masalah baru
karena mereka menambah barisan masalah yang sudah ada. Oleh karena itu dibutuhkan strategi
komunikasi yang tepat agar permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.
Mulai dengan empati,
cobalah untuk mengerti kondisi suami saat enggan berkomunikasi dengan anda saat
itu, jangan paksakan berbicara jika dia memang masih enggan untuk mendengarkan
disamping anda bakal sakit hati karena tidak didengarkan komunikasi menjadi
tidak menjadi efektif. Jika memang persoalannya memang genting mintalah waktu
berbicara kepadanya secara serius ,niscaya diapun memperhatikan.
Kolaborasi, artinya menyelesaikan secara bersama sejumlah persoalan keluarga yang menjadi masalah serius
dan berbasis masa depan sekaligus menemukan alternative solusi pada suatu
komunikasi yang harmonis.
Sederhanalah dalam
berbicara, karena semakin sederhana semakin mudah dimengerti, jangan buat suami
bingung dengan kalimat kalimat yang tak perlu apalgi yang menyakitkan hati.
Tuluslah dalam melayani
,menciptakan suasana harmonis secara berkesinambungan ,memberikan hubungan yang
harmonis dengan posisi tawar yang sebanding. Sehingga hubungan menjadi semakin menciptakan relasi yang membahagiakan.
0 komentar:
Posting Komentar