“.....Wahai para hamba Allah sesungguhnya Allah
telah menghilangkan dosa,kecuali kepada orang yang membuat kedzaliman itulah
dosa dan kehancuran.! Sabda Rosulullah SAW . Para sahabat bertanya, lantas apakah yang paling baik yang kami
berikan kepad
a manusia ..?, Rosul menjawab: Akhlak yang baik.!”. HR
Ahmad ( Abu Anas Majid ,Sahihu At Tibbi an Nabawi fi Daw’i’l Kitabi wa As
Sunnati wa Aqwali As Salafi )
“Saya senang perilaku si Fulan,sepertinya dia bisa mengerti kondisi saya,
mencoba mengklarifikasi informasi yang belum jelas sumbernya, walaupun
memberikan saran dia dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada beban yang
saya tanggung, sehingga tanpa harus banyak membantah dia dapat menjalankan tugasnya dengan baik”.
Kata seorang Area Manager Perusahaan Home
Aplliance yang baru enam bulan menjabat di perusahaan itu .
“All too often in our communication we fail to distinguish adequtely
between the object and events which we communicate. We fail to see the differences involved and
instead see similarities. As we have noted
uniqueness is common to all event and object.....” William V Haney
,Communication and Interpersonal Relations.
Seorang atasan adalah manusia
yang juga memiliki keterbatasan,termasuk dalam penguasaan informasi baik pada
tugas individual atau sistem manajerial yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh
karena itu sebagai makhluk sosial para atasan juga memiliki kebutuhan unuk
dimengerti keadaannya. Inilah beberapa kebutuhan atasan yang patut
diketahui staf atau bawhannya agar tidak
terjadi konflik dalam proses relasi maupun komunikasi .
1. Atasan
senang jika dalam pengambilan keputusan tidak didikte, artinya seorang bawahan
atau staff harus “tahu-diri” batas kewenangannya. Jadilah staff yang dapat
meletakkan segala sesuatu sebagimana mestinya temukan titik persamaan untuk
mendaptkan perstujuan dan tentukan titik perbedaan yang harus anda terima
sebagai “penolakan”.
2. Jangan
bergantung sepenuhnya pada keputusan atasan, miliki pengetahuan batas kewenangan
yang bisa anda lakukan. Jika keputusan anda memang harus terhambat oleh atasan maka
bersabarlah jangan putus asa, anggaplah sebagai momentum yang lebih berharga
dikarenakan gagasan anda mendapatkan perhatian penuhdari atasan. Jika memang
gagasan anda ditolak jangan merasa gagal boleh jadi atasan memiliki
pertimbangan sendiri atas penolakan itu yang suatu saat membawa kebaikan buat
anda. Anggaplah penolakan sebagai hal yang biasa dalam kehidupan berprofesi.
3. Jika anda tidak menyetujui perilaku atasan dalam pengambilan dan
keputusan ,akan lebih baik jika anda memberikan argumen yang kuat dari ketidak
setujuan anda daripada harus bertengkar dengan atasan hanya karena anda tidak
setuju,dan bukan pada tujuan dari ketidak setujuan itu. Atau anda terpaksa
apatis menjalankan apa saja perintah atasan yang anda anggap salah dengan hati
yang mendongkol lantaran enggan
berkonfrontasi dengan atasan.
Kadang atasan terlihat sangat menjengkelkan saat
harus berdiskusi atas hal hal yang kita anggap penting, namun dibalik itu semua,
atasan sesungguhnya mengharapkan ide ide alternatif yang dapat memperbaiki
kinerja perusahaan.Bersambung
“Tetap utamakan
akhlak dalam setiap persoalan yang anda hadapi dengan atasan ,karena hanya akhlak
yang membedakan anda dengan yang lainya..”. Kank Hari Tasawuf Profesi
0 komentar:
Posting Komentar