Pages

Minggu, 31 Mei 2015

Interpersonal Relations: Kiat “ Dipercaya” Atasan



“.....Wahai para hamba Allah sesungguhnya Allah telah menghilangkan dosa,kecuali kepada orang yang membuat kedzaliman itulah dosa dan kehancuran.! Sabda Rosulullah SAW . Para sahabat bertanya, lantas apakah yang paling baik yang kami berikan kepad
a manusia ..?, Rosul menjawab: Akhlak yang baik.!”.  HR Ahmad ( Abu Anas Majid ,Sahihu At Tibbi an Nabawi fi Daw’i’l Kitabi wa As Sunnati wa Aqwali As Salafi )

Saya senang perilaku si Fulan,sepertinya dia bisa mengerti kondisi saya, mencoba mengklarifikasi informasi yang belum jelas sumbernya, walaupun memberikan saran dia dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada beban yang saya tanggung, sehingga tanpa harus banyak membantah dia  dapat menjalankan tugasnya dengan baik”. Kata seorang Area Manager Perusahaan Home Aplliance yang baru enam bulan menjabat di perusahaan itu .

All too often in our communication we fail to distinguish adequtely between the object and events which  we communicate.  We fail to see the differences involved and instead see similarities. As we have noted  uniqueness is common to all event and object.....” William V Haney ,Communication and Interpersonal Relations.


Seorang atasan adalah manusia yang juga memiliki keterbatasan,termasuk dalam penguasaan informasi baik pada tugas individual atau sistem manajerial yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial para atasan juga memiliki kebutuhan unuk dimengerti keadaannya. Inilah beberapa kebutuhan atasan yang patut diketahui  staf atau bawhannya agar tidak terjadi konflik dalam proses relasi maupun komunikasi .

1.       Atasan senang jika dalam pengambilan keputusan tidak didikte, artinya seorang bawahan atau staff harus “tahu-diri” batas kewenangannya. Jadilah staff yang dapat meletakkan segala sesuatu sebagimana mestinya temukan titik persamaan untuk mendaptkan perstujuan dan tentukan titik perbedaan yang harus anda terima sebagai “penolakan”.

2.       Jangan bergantung sepenuhnya pada keputusan atasan, miliki pengetahuan batas kewenangan yang bisa anda lakukan. Jika keputusan anda memang harus terhambat oleh atasan   maka bersabarlah jangan putus asa, anggaplah sebagai momentum yang lebih berharga dikarenakan gagasan anda mendapatkan perhatian penuhdari atasan. Jika memang gagasan anda ditolak jangan merasa gagal boleh jadi atasan memiliki pertimbangan sendiri atas penolakan itu yang suatu saat membawa kebaikan buat anda. Anggaplah penolakan sebagai hal yang biasa dalam kehidupan berprofesi.

3.        Jika anda tidak menyetujui  perilaku atasan dalam pengambilan dan keputusan ,akan lebih baik jika anda memberikan argumen yang kuat dari ketidak setujuan anda daripada harus bertengkar dengan atasan hanya karena anda tidak setuju,dan bukan pada tujuan dari ketidak setujuan itu. Atau anda terpaksa apatis menjalankan apa saja perintah atasan yang anda anggap salah dengan hati yang mendongkol  lantaran enggan berkonfrontasi dengan atasan. 

Kadang atasan terlihat sangat menjengkelkan saat harus berdiskusi atas hal hal yang kita anggap penting, namun dibalik itu semua, atasan sesungguhnya mengharapkan ide ide alternatif yang dapat memperbaiki kinerja perusahaan.Bersambung
                                                                                                                            
“Tetap utamakan akhlak dalam setiap persoalan yang anda hadapi dengan atasan ,karena hanya akhlak yang membedakan anda dengan yang lainya..”. Kank Hari Tasawuf Profesi

0 komentar:

Posting Komentar