“Lucu juga saya melihat atasan yang baru beberapa bulan, menduduki
posisi atasan lama yang naik pangkat menjadi kepala area Indonesia Timur,
hampir semua pekerjaan yang remeh temeh dan tugas tugas sepele diurusi ,
apalagi kalau sudah bau bau duit pasti nggak ada yang lepas dari perhatiannya”. Begitulah
hampir semua penyelia ini mengeluh kapada saya. Pada saat saya sedang need asessment tentang kebutuhan
pelatihan MSDM di organisasi
tersebut. Dikarenakan saya memang ingin
menggali data dari para pegawai disitu
termasuk penyelia yang berinsiaitif menyelanggarakan penyegaran peningkatan
mutu SDM , saya memilih menjadi pendengar yang baik saja .
“Saya heran mengapa atasan sepertinya takut mendelegasikan pekerjaan yang
semestinya bisa dikerjakan staff
dikerjakan sendiri hanya karena salah dalam redaksional proposal,
sementara kami sebagai penyelia sering dilewati ketika berkaitan dengan sebuah
perencanaan kegiatan, tapi kalu sudah ada masalah kami kami penyelia ini yang
disalahkan , karena penyelia kok gak tahu apa apa, apa maksudnya..! diajak
rundingan saja nggak mana kami tahu ada kegiatan penting”. Kata penyelia
bagian admin.
Sementara penyelia
bagian produksi juga mengeluh, “semestinya
saya dan beberapa staff senior produksi
yang harus mengikuti pelatihan keterampilan
berkaitan desain dan teknologi tepat guna untuk produksi , namun yang
dikirim justru orang orang kepercayaannya, “Kroni” maksudnya yang sama sekali
kalau pulang dari pelatihan tidak bisa menerapkan apa apa yang sudah didapat dari pelatihan itu,
entah apa maksudnya...? “
“Tak kalah penting nya kank, atasan selalu berangkat sendiri kalau
pelatihan tentang kepemimpinan dan
hubungan masyarakat, lantaran memang disana banyak bertemu dengan pemangku
kepentingan, saya yakin sejak pertama dia masuk dan menjadi pemimpin kami ,
kami sudah underestimate bahwa dia bisa
membawa kami kearah visi dan misi
organisasi , tapi hasilnya. Semuanya malah kacau, banyak karyawan terbaik
kami yang resign dan beberapa karyawan
kami yang bertahan harus banyak melakukan adaptasi, jadi kroni atau tetap
berprinsip, kami penyelia yang masih peduli ini ya akhirnya kebingungan..”kata
Kepala MSDM
“Sekarang dmanakah beliau,saya
pikir saya membutuhkan infomasi juga dari beliau “, saya bertanya.
“Kalau urusan dengan”orang pinter” atau experties seperti Kank Hari
begini, didelegasikan kepada kami, sepertinya beliau ketakutan kalau tidak
kompeten akan ketahuan.” kepala MSDM ini kembali menjawab.
Sebenarnya saya tahu kunci permasalahan dari
kebutuham pengembangan SDM di tempat itu, yakni ketidak beranian atasan dalam
melakukan delegasi karena ada “hidden
reasoning” yang belum terkuak . Namun yang dilatih ini kan staf dan
penyelianya, lantas materi apa yang pas kalau masalahnya ada pada atasan yang
bermasalah..?
Sambil mereka reka materi yang
pas , dalam perjalanan pulang dari kota dingin ke Surabaya yang mulai dingin
karena diguyur hujan setelah kemarau panjang , saya kembali mereview tentang inti sari leadership dalam manajerial mendelegasikan pekerjaan secara tepat adalah
kunci keberhasilan dari sebuah organisasi dan delegasi bukan sekedar pelepasan
tanggung jawab dari pekerjaan yang tidak
disukai atas pekerjaan yang paling dibenci karena dianggap menjadi ancaman bagi kedudukannya.
Saya jadi ingat definisi Istm menurut Muslim al – Naisaburi,
Sahih Muslim , yakni Istm
atau dosa adalah perbuatan apa yang terbetik (meragukan /menggelisahkan)
hatimu dan engkau tidak suka apabila perbuatan itu diketahui orang lain .
Sedangkan istm adalah lawan kata dari
Birr yang berati muara dari segala
kebajikan menyangkut masalah akidah, syariat maupun akhlak. Dengan demikian
dosa atau istm adalah segala
perbuatan yang melanggar akidah, syariat maupun akhlak. Artinya....semoga
dugaan saya kepada atasan tersebut tidak benar, bahwa apa yang dilakukan
sederhananya,” beliau memang melakukan “pelanggaran” yang tidak ingin diketahui
oleh orang lain..!”.
Kalau sudah begini sebenarnya
yang perlu diadakan Focus Group
Discussion atau konseling dengan pemangku kepentingan termasuk dengan
atasan yang ketakutan tadi , daripada hanya motivasi pengembangan SDM yang akar
permasalahannya justru pada atasan, bagaimana apakah anda setuju?
0 komentar:
Posting Komentar