Saat ini masyarakat makin dinamis dalam menuntut pemenuhan
atas kebutuhan informasi atau kebutuhan lainya
berkaitan dengan pelayanan publik. Sementara itu kecepatan dan kesiapan SDM
terutama aparatur tidak akselerasi dengan perubahan kecepatan masyarakat terhadap pelayanan publik itu
sendiri,akibatnya sering terjadi komplain ,kekecewaan ketidak puasaan atas
pelayanan yang diberikan oleh organisasi bersangkutan. Apa saja penyebab
ketidak selarasan antara kebutuhan tututan pelayanan publik dengan kompetensi SDM,Berikut catatan saya :
·
Terjebak rutinitas ,pagawai aparatur terlalu
lama terbangun budaya rutinitas yang sudah mengkristal menjadi karakter dalam
bekerja yang tidak berbasis indeks kepuasaan masyarakat atas kebutuhan layanan
yang diberikan. Apalagi income penghasilan para aparatur berdasarkan gaji yag
diterima yang tidak memiliki dampak langsung pada aspek layanan kepada masayarakat.
Sehingga perubahan dirasaka sebagai beban dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sementara itu masyarakat memiliki tuntutan
solusi atas persoalan yang dihadapi,secara mudah cepat dan akurat. Memulai pelayanan
prima harus diawali dengan semangat dan spirit “ every body should service with care”.
·
Enggan “bersahabat”
dengan Teknologi Informasi Komunikasi sebagai media dan sarana informasi dan
komunikasi pelayanan publik. Mereka belum melihat bahwa pemanfaatan TIK dalam
pelayanan informasi dan komunikasi sebagai hal yang penting. Mereka masih
beranggapan media massa konvensional (koran dan majalah ) merupakan media yang
efektif untuk mempublikasikan kegiatan kebijakan maupun informasi laiinnya.
Sehingga layanan fitur pada web organiasi tidak di desain sesuai kebutuhan masyarakat.
Padahal perkembangan gadget yang menjadi
trend kebutuhan masyarakat semakin kental masyarakat tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan pemanfaatan teknologi. Oleh karena itu cara kedua dalam
memberikan pelayanan publik adalah membuat “every
body should delivery service with technology”.
·
Tidak berbasis kebutuhan terkini dari masyarakat,
Alasan tidak tercantum Tupoksi dan SKP menjadi penghambat dari flkesibilitas aparatur
pelayanan publik dalam memberikan kepuasan masyarakat. Padahal kebutuhan dasar psikologis
dalam pemenuhan kebutuhan atas pelayanan publik dari masayarakat adalah
mendapatkan perlakuan secara individual bukan diperlakukan secara massal. Oleh karena itu setiap petugas pelayanan
publik perlu memiliki keterampilan dalam menggali dan mengolah data kebutuhan
masyarakat dan soluisinya sehingga para aparatur dapat menemukan ide ide unik
yang dapat memberikan kepuasan masyarakat tanpa melanggar norma aturan yang
berlaku. ‘Depends on people demanding”.
·
Tidak membangun jaringan dengan lembaga terkait
dalam SKPD bersangkutan atau pihak lain yang berkaitan ,sehingga pelayanan
menjadi terbatas dan terjebak pada ego sectoral masing masing unit kerja atau
SKPD tersebut. Memberikan pelayanan pubik yang prima tidak bisa dilakukan sedirian
. Sikronisasi,intergrasi dan komitmen antar dan lintas unit kerja merupakan
solusi atas pelayanan yang mudah ,murah cepat dan terpecaya dibeberapa SKPD
dikenal dengan pelayanan “Integration and
solution are excellence service program
“. Bersambung ..
0 komentar:
Posting Komentar