Kank, sekalipun hanya aturan administrasi tentangnya abensi membuat pegawai lebih disiplin karena berkitan dengan sistem
kepangkatan dan gaji . Namun berkaitan
dengan sikap kerja sepertinya membutuhkan aturan yang bisa lebih ditaati ,lantas
apa penyebab mereka begitu..?
laa taj'aluu du'aa-a alrrasuuli baynakum kadu'aa-i ba'dhikum ba'dhan qad ya'lamu allaahu alladziina yatasallaluuna minkum liwaadzan falyahtsari alladziina yukhaalifuuna 'an amrihi an tushiibahum fitnatun aw yushiibahum 'adzaabun aliimun
|
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. QS an Nur 63. (Dudung. net).
|
Perubahan
pada sikap mental lebih mengarah kepada mindset
pegawai terhadap apa yang seharusnya dikerjakan sehingga menghasilkan suatu
kinerja. Sistem absensi yang berkaitan
dengan peningkatan gaji dan kenaikan pangkat memang efektif untuk membuat pegawai
lebih disiplin dalam kehadiran dikarena berkaitan langsung dengan reward dan
punishment yang akan diterimanya. Untuk membuat sikap mental mereka lebih”disiplin”
dalam menjalankan tugas memang membutuhkan aturan main yang perlu dibiasakan.
Sedangkan mengapa pegawai lebih banyak melanggar etos kerja biasanya disebabkan
sebagai berikut:
- Pegawai enggan taat kepada aturan jika aturan dibuat oleh atasan yang tidak dihargainya,terutama jika atasan itu dianggap golongan kepangkatannya tidak lebih tinggi darinya atau bahkan lebih rendah. Oleh karena itu perintah itu menjadi efektif jika aturan dibuat dengan meletakkan posisi atasan langsung sebagai pimpinan dari unit kerja bersangkutan yang patut dihargai dari segi kompetensi knowledge-knowhow dan sikap mental walaupun mungkin saja promosi jabatan yang diterimanya melampui batas dari golongan kepangkatannya. Ingat “Perintah itu efektif jika perintah itu muncul dari orang yang dianggap lebih tinggi tingkatannya dari pegawai bersangkutan...!” .
- Pegawai enggan mentaati aturan main dalam
menjalankan beban kinerjanya jika dirinya merasa tidak wajib mentaati dikarenakan tidak ada konsekuensi logis
yang akan diterimanya karena tidak ada punishment
yang jelas bagi perilakunya. Oleh karena itu jika ingin menertibkan
pegawai buatlah aturan main yang
mewajibkan pegawai harus melakukan sesuatu dengan memberikan sanksi sosial atau hukuman. Sebagai contoh
Firman Allah dalam QS. An Nur 63: “Hendaklah orang orang yang menyalahi
perintahNya takut akan cobaan (fitnah) atau ditimpa siksa yang mengerikan”.
- Aturan yang dianggap terlalu berat atau
mustahil dan sulit dilaksanakan,
secara berjamaah pasti akan ditolak dikerjakan oleh pegawai. Oleh karena
itu buatlah aturan yang terukur dan bisa dilaksanakan sesuai dengan
kondisi real budaya masyarakat setempat. Mulailah dari hal yang ringan dan
bisa segera dilakukan sampai tercipta sebuah atauran ideal yang harus
dilaksanakan sesuai dengan tingakt perkembangan mental. Jika anda ditempatkan pada instansi dengan budaya
masyarakat dan “corporate culture”
yang sudah mengakar. Kehadiran anda secara tiba tiba dengan konsep ideal yang anda paksakan hanya akan
mendatangkan penolakan.
“Bersabarlah jika aturan aturan belum ditaati para pegawai namun buktikan anda bukan
termasuk golongan dari mereka”. Kank Hari
0 komentar:
Posting Komentar