Pages

Minggu, 12 Oktober 2014

Kiat Hindari Penilaian Subjektif Oleh Atasan

“Leadership is the process of influencing others  and supporting others to work enthusiastically toward  achieving objective”.  Jhon W Newstrom and Davis ,Organizational Behavior and Human Behavior at Work.
“Bagaimana kami bisa bekerja sesuai standar mutu  yang ditentukan sedangkan kami sama sekalih tidak diberi penjelasan  dan kejelasan apa yang harus dilakukan, kinerja kami selama ini juga tidak pernah dihiraukan sementara saluran komunikasi kepada supervisor atau manager selama ini tertutup . Para atasan hanya “mendengarkan” orang orang yang penurut sementara kami yang berbeda pendapat dianggap sebagai musuh atau pembangkang”.  Itulah keluhan beberapa karyawan Perusahaan Swata   yang mengeluh kepada saya seusai mengikuti Inhouse Training pengembangan MSDM,insight Management beberapa waktu lalu.


Dalam pandangan saya selaku konsultan Manajemen Sumber Daya Manusia yang  banyak diminta membantu kesulitan berbagai organisasi,  keluhan  para karyawan ini nyaris menimpa berbagai organisasi ,mulai dari organisasi pemerintahan ,politik,badan usaha,dunia industry  dan kemasayarakatan baik berorientasi profit dan non profit . Meskipun banyak organisasi telah meletakan dasar dasar sistem penilaian kerja yang “canggih” seperti dengan Key Performance Indicator berserta penilaian kuantatif ,objektif dan fair dengan indikator indikator yang jelas   tetap saja persoalannya kembali pada kulaitas atasannya.Kondisi subjektivitas bisa saja terjadi selama atasan masih manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Oleh karena itu cara terbaik jika anda seorang karyawan adalah tidak memaksakan diri untuk berpikir bahawa atasan  harus objektif adil ,jujur ,tidak memihak dan berbagai perilaku “seharusnya” yang anda anggap sempurna
Inilah beberapa kiat agar anda tidak menjadi korban penilaian Subjektif oleh atasan.

Tidak Diberi Kesempatan

Menurut anda,potensi yang anda miliki semestinya menadapat tempat untuk aktuaslisasi diri dalam organisasi ,namun atasan anda menilai  potensi yang anda miliki biasa saja tak ada yang istimewa. Membiarkan diri sendiri dalam keterpurukan perasaan karena tidak diberi kesempatan hanya akan menghasilkan luka batin yang mendalam.
Pikiran kita menjadi lebih bebas untuk menjelajah,mencipta dan lebih kreatif akan membuat hidup lebih bahagia ,mengapa..?,karena itu emosi –emosi positif   dalam  ingatan emosional yang ternanam di dalam amygdale suatu sistem didalam otak yang berguna   untuk melindungi diri dari ancaman akan mendesak mendorong keluar sampah samapah emosi negative  untuk reaksi lebih sehat dan lebih konstruktif , kata Profesor Psikologi  di University of Michigan Barbara Fredickson dalam Jurnal psikologi  Prevention & Treatment.   
 Dalam posisi seperti ini guarantee dari lembaga terkait atas kompetensi yang anda miliki akan memperkuat posisi anda sekaligus membuat atasan atau organisasi mengatahui potensi yang anda miliki. Ambil contoh ;jika anda memiliki kemampuan berbahasa Inggris sertifikat TOFEL  bisa menjadi bukti atas kompetensi anda ,Sertifikat Keterampilan komputer untuk membuktikan bahwa anda memang dapat membuktikan kompetensi menggunakan komputer dsb. Selain itu komunikasi yang intens dengan atasan menjadi kunci bagi terbangunnya persepsi positif dan citra diri atas reputasi kerja yang sudah anda lakukan  sekaligus dapat menjadi wadah aspirasi serta membangun integrasi,sinkronisasi dan komitmen antara anda dan atasan.
Tidak Dihargai 
Anda bisa saja termasuk karyawan yang memiliki dedikasi,kontribusi  dan loyalitas diatas  rata rata karyawan lainya namun atasan beranggapan bahwa itu sudah sewajarnya karena anda sudah digaji untuk tugas yang anda lakukan.  Tentu saja anda merasa tidakada  gunanya bekerja lebih baik lagi  karena penghargaan yang diberikan organisasi  tidak mengakomodasi orang orang yang memberikan kinerja terbaiknya. Jika dibiarkan anda bisa kehilangan semangat pelayanan dan mengalami demotivasi. Kata Christopher Davis asisten professor psikologi di St Francis Xavier University di Nova Scotia,Kanada,”Kemampuan untuk membuat putaran postif pada pengalaman pengalaman negative adalah penanggulangan yang hebat ,yang bisa membantu kita bersikap rasional terhadap dunia  dan merupakan salah satu kesejahteraan emosional”.
Dalam pertemuan rutin ada baiknya anda menyampaikan gagasan,ide atau saran untuk perbaikan organiasi tempat kerja anda lengkap dengan strategi pencapaiannya. Sampaikan bukti bukti fisik berupa data atau hasil kongkrit dari upaya yang sudah dilakukan jika perlu lampirkan data indeksi kepuasan konsumen  (costumer satisfaction index) / masyarakat (IKM ,pada instansi aparaturpemerintahan. Agar supaya meraka tahu perkembangan yang sudah dicapai.

Lingkungan Tidak Kondusif

Manajemen konflik yang tidak menghasilkan solusi akan menghasilkan lingkungankerja yang tidak kondusif,apalagi jika didukung atasan yang berpihak kepentingan segelintir orang. Akibatnya masing masing karyawan memiliki gengya masing masing masing dengan “virus’ menular yang bisa membuat seluruh karyawan terjangkit virus yang melemahkan,bahkan tidak jarang mereka yang terjangkit virus tersebut akan selalu menciptakan teman sealiran juga. Bisa saja kondisi ini membuat anda hanyut dalam ketidakjelasan aturan atau ambigu  dalam menjalani kehidupan pekerjaan. 
Sebagaiamana disampaikan oleh Dr Harlod  Blommfiled  dalam bukunya Making Peace with Yor Past “,Kita harus belajar memisahkan diri dari hubungan emosional yang beracun ,yang paling baik adalah bagaimana menghabiskan waktu bersama orang orang yeng membangkitkan semangat atau motivasi. Carilah teman yang memiliki kesamaan passion’ dan kurangi waktu untuk bergaul dengan teman yang kerjanya hanya bisa menjatuhkan “

Mintalah job description yang bisa memberikan gambaran yang jelas atas apa yang semestinya karyawan kerjakan termasuk anda sekaligus jika memungkinkan mintlah penilaian yang objektif dari beberepa atasan dalam satu tim untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif . termasuk apabila anda terjebak dalam pekerjaan rutin  monoton, job rolling bisa menjadi alternative solusi.

“jika anda diperlakukan tidak layak oleh atasan tetaplah berkerja secara layak sebagai professional karene profesionaltas anda akan membentuk citra diri anda di masa depan”.   Kank Hari Global HRD  Insight Managemant Consultant



0 komentar:

Posting Komentar