Pages

Kamis, 26 Desember 2013

Menumbuhkan Hasrat Melayani Dikalangan Aparatur Pemerintah (ASN )

Adakah kiat sederhana kank dalam menumbuhkan hasrat melayani di kalangan aparatur pemerintahan, mengingat berbagai diklat telah dilakukan ?

Hasrat memberikan pelayanan prima seringkali bukan hanya persoalan knowledge /pengetahuan atau kemampuan dalam setiap diri pegawai yang anda miliki, terbukti berbagai pelatihan dan diklat sudah diberikan dan belum memberikan dapak yang signifikan. Mengapa demikian..!  Sebagai pegawai aparatur tentu saja  mereka semestinya  sudah mengetahui tugas dan fungsinya masing masing sebagai karyawan. Tahu bagaimana menjalakan tugasnya dengan baik dan menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Persoalannya adalah bagaimana menciptakan hasrat yang kuat untuk dapat menjalankan pelayanan secara prima.

 Apalagi jika tidak didukung keteladanan dari atasan , atasan hanya berorientasi pada proyek proyek jangka pendek yang menguntungkan sehingga lupa memberikan contoh kongrit dan arahan kepada bawahannya. Dengan demikian banyak aturan main yang dilanggar atau diabaikan demi kepentingan sesaat.  Misalnya mengerjakan tugas hanya sebatas memenuhi SPJ ,tanpa berpikir target mutu seperti yang diharapkan , janji yang tidak ditepati sehingga kualitas kinerja cenderung menurun atau jauh dari harapan dsb .  



Salah kunci keberhasilan dalam membentuk perilaku aparatur adalah dengan mengkondisikan mereka dalam kerangka kerja budaya pelayanan prima melalui  sistem manajemen dam pengelolaan SDM . Sistem manjemen  adalah untuk menentukan “what and how “ dan pengelolaan SDM menyangkut  “who and  why”`. Sistem Manajemen dimulai dari merumuskan arti pelayanan prima ,didukung dengan pembentukan system dan aturan main serta infrastruktur budaya layanan itu sendiri. Setelah sistem manajemen dibentuk maka dilanjutkan dengan menentukan pelaku pelakunya lengkap dengan alasan mengapa mereka harus dapat menjalankan pelayanan prima seperti system manajemen yang dimaksud.

Jika mengacu pada pendekatan imbalan dan ancaman,bisa saja pegawai /staf aparatur menjalankan tugasnya selama  system evaluasinya ,persistence dan consistence .  Namun membuat karyawan dalam kondisi under pressure  tentu akan menimbulkan situasi bekerja yang tidak kondusif. Mengingat hasrat munculnya dari kesadaran dan keinginan yang kuat maka dibutuhkan keteladanan dari atasan mulai dari  Pimpinan puncak,Kabid/Kasie hingga para pegawai senior diinstansi bersangkutan. Mentoring ,briefing, bimbingan ,arahan serta perlakuan yang fair secara terus menerus akan  dapat membangkitkan passionate seluruh pegawai sekalius menciptakan lingkungan dan budaya kerja yng kondusif.

Untuk mengejak pada kebaikan diperluakan upaya yang terus menerus dan berkesinambungan…!’ 


0 komentar:

Posting Komentar