Pages

Jumat, 26 Desember 2014

Prinsip Perilaku Islami dalam Profesionalitas

Saat ini dan di masa depan tuntutan menjadi profesional sudah tidak bisa ditawar apapun jenis kategori industrinya,bagaimanapun kondisi peruasahaan / instansinya,setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan organisasi  dituntut untuk menjadi professional ,kendatipun sampai saat ini masih saja ada sebagian orang yang bekerja dibawah standar kinerja yang ditentukan, dengan dalih lingkungan kerja tidak kondusif atau atasan tidak mendukung serta budaya organisasi yang tidak profesional dsb.

Padahal  dalam salah satu riwayat Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan ketentuan-Nya,janganlah kalian langgar. Dia telah menetapkan beberapa perkara wajib  ,janganlah kalian sia siakan. Dia telah mengharamkan beberapa perkara,janganlah kaian langgar. Dan Dia telah membiarkan dengan sengaja beberapa perkara sebagai bentuk kasihNya terhadap kalian ,janganlah kalian permasalahkan”. HR Al Daruquthni.

Bila diamati hampir semua  karyawan  bisa berhadapan dengan kondisi lingkungan kerja yang suka tidak suka mau tidak mau harus diterima,lingkungan kerja yang dianggap tidak kondusif merupakan persoalan yang sama dihadapi semua karyawan ,namun masih ada karyawan yang tetap memegang teguh professionalitas dan berprestasi sementara ada sebagian karyawan yang memutuskan memilih kerja dibawah target standar kinerjanya oleh karena itu persoalan professional sebenarnya terletak pada pribadi masing masing alias merupakan faktor internal,berdasarkan pengamatan saya selaku konsultan  MSDM  dunia industri maupun pemerintahan,seorang moslem akan memegang teguh profesionalnya mengapa..?


Pertama: keimanan,menjadi seorang yang beriman berarti meyakini bahwa dalam melaksanakan tugasnya bukan semata mata mencari nafkah bagi kehidupan pribadi melainkan, sebagai bagian dari pegabdian atau tugas menjalankan perintah-Nya,  banyak karyawan ketika ditanya alasan menjalani profesi merupakan pemenuhan kebutuhan hidup,sedangkan menempatkan  keimanan pada sisi yang lain dari kehidupannya,makanya mereka banyak yang bekerja menurut ‘ukurannya sendiri sendiri’ sehingga mengabaikan faktor etika norma nilai moral yang universal. Akibatnya professional tidak jarang dimaknai hanya mendapatkan setumpuk uang tanpa menghiraukan value dari proses pencapaiannya. Sehingga tidak jarang berakibat menjadi mengindap   stress dan kelainan psikis lainnya.

Kedua: Selalu berbuat kebaikan dan memberikan yang terbaik, seorang moslem akan selalu memberikan yang terbaik dari yang dia bisa mereka merupakan pribadi pribadi yang   “achievement self motivated” karena merasa beranggapan setiap perbuatan akan mendapatkan balasan sesuai dengan amalan yang dilakukan, dengan memberikan yang terbaik maka konsekuensi logis dari upaya nya akan memberikan result value yang lebih baik pula.  Motif  dan tujuan berprofesi adalah kesuksesan  yang diwujudkan dengan pencapaian prestasi.  Sedangkan bagi mereka yang hanya menempatkan uang sebagai tujuan cenderung tidak produktif dan lebih mementingkan tugas rutinitas serta tugas proyek yang tidak jarang mutu kinerjanya dibawah standar. 

Ketiga: Memiliki Rasa Percaya Diri, seorang moslem  memiliki keyakinan bahwa rezeki adalah pemberian dari Allah SWT oleh karena itu mereka tetap memegang teguh perintah dan larangan Nya,mereka enggan melakukan perbuatan curang yang merupakan pantangan dari seorang proffessional. Dengan rasa percaya diri mereka memiliki ketenangan dalam menjalani profesi secara profesional serta tidak mudah mengikuti arus yang tidak produktif.  Sehingga keberadaan meraka selalu diperhitungan baik oleh kawan maupun kompetitor. Dengan rasa percaya diri pula mereka dapat mengembangkan “communication skill”, termasuk kemampuan dalam bernegosiasi . Terutama negosiasi  yang saling menguntungkan ,berpikir dan bertindak untuk win win  solution tanpa meninggalkan kaidah nora dan etika universal.

Keempat: Berani menampilkan identitas kemoslemannya, seorang moslem tidak takut untuk menampilkan akhlak mulia dalam menjalankan berbagai macam aktivitas profesinya. Mereka tidak takut di campakkan apabila tidak mengikuti aturan salah yang dianggap biasa dalam lingkungan kerja amupun berbisnis ,mereka tetap merasa nyaman dengan keyakinannya dan berani menolak ketika menghadapi perilaku yang bertentangan dengan system value yang dianggap benar.  Seorang moslem yang profesional tidak akan krisis identitas menghadapi situasi yang tidak menentu atau cenderung pada pelanggaran norma justru  sebaliknya mereka berani tampil beda,menunjukkan  identitas keislamannnya.

Kelima ,memiliki emphati ,seorang moslem adalah ibarat sebuah tubuh apabila salah satu bagian tubuh merasa sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya, demikian juga seorang profesional moslem memiliki kepakaan dalam menempatkan diri pada orang lain . Empati merupakan dasar dari terbangunnya sebuah relasi yang harmonis yang dapat meningkatkan prestasi kinerjanya. Seorang moslem akan menjadi solusi bagi aneka persoalan moslem yang lainnya termasuk kehadirannya hanya memberikan kebermanfaatan dan solusi  bagi pihak lain.

“Jadilah anda seorang moslem yang profesional dalam menjalani profesi dengan memberikan kebermanfaatan dan solusi bagi orang lain ,niscaya anda menjadi pribadi yang diandalkan”. Kank Hari 




0 komentar:

Posting Komentar