Pages

Minggu, 10 November 2013

Agar Tidak “Terpesona “Politik Pencitraan (Pemilu 2014)





Semakin banyak masyarakat kita yang kecewa dengan perilaku tokoh  dan pemimpin di negeri ini dikarenakan mereka over promise under delivery ,banyak janji tanpa bukti atau justru terbukti tidak seperti yang diharapkan saat pertama kali dipilih,ambil contoh kasus korupsi kalangan pejabat negara.Oleh karena itu semestinya rakyat semakin  menyadari pentingnya kemampuan membedakan antara pencitraan sesaat dan karakter yng benar benar dimiliki calon pemimpinnya,menjelang Pemilu 2014.





Dalam kampanye atau strategi pencitraan para pemimpin sudah saatnya tidak hanya membangun kesan seolah olah pro rakyat guna menjaga citra pribadi dan kinerjanya saja,namun harus benar benar jeli memahami sejauh mana karakter dari “iklan” yang sesuai dengan karakter calon pemilihnya kelak  .Mereka harus sudah mempertimbangkan isi dari visi dan misinya menjadi karakter dari kepemimpinanya yang telah dibuktikan dengan track record pada kepemimpinan pada organisasi atau upaya upaya membela rakyat jelata ,bukan sekadar menghabur hamburkan uang hanya untuk pasang iklan .
Oleh karena itu karakter calon pemimpin harus dapat terkounikasikan secara optimal  sebagai buti eksstensi kepemimpinannya dengan menonjolkan;

Pertama :Prinsip Hidup  Atau Sistem nilai yang dianut dan akan dikembangkan ,guna  “memberitahu’ rakyat bahwa prinsip hidup tersebut  sudah dijalankan dengan benar secara berkesinambungan mencerminkan perilaku pemimpin bersangkutan.Tentunya akan lebih memperkuat ekuitas kepeimipinan jika disertakan bukti bukti fisik atas tindakannya itu.

Kedua :Pribadi Yang Unik dan Mudah diingat atas perilakunya .Tindakan seorang pemimpin yang memiliki sense to the reality dan mampu memberikan solusi ,ambil contoh Presiden Obama menghentikan pidato kenegaraannya untuk menolong seorang ibu hamil yang nyaris pingsan berdiri tepat dibelakangnya.Logika sederhana terhadap yang sederhana dan dekat saja memiliki kepedulian besar apalagi untuk persoalan persolan besar  yang menimpa negaranya.  

Ketiga :Ucapan, nilai seorang pemimpin terletak pada kebijaksanaanya dalam memilih setiap kata yang diucapkan ,bukan sekedar obral janji tanpa bukti,bukan sekedar reaktif menanggapi persolan yang tidak semestinya ditanggapi dan bukan ucapan yang bisa endatangkan keresahan pada rayatnya.Dikarenakan ucapan seorang pemimpin jika sudah menjdi sebuah kebijakan bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup masyarakatnya  .

Kampanye terselubung ,iklan,atau kampanye terang terangan pasti akan semakin marak menjelang pemilu namun jangan sampai anda salah dalam menentukan pilihan hanya karena silau olah gebyarnya kampanye ,bagaimanapun pencitraan  hanyalah kemasan saja sedangkan isinya adalah karakter pemimpin sesungguhnya  yang dibuktikan dengan reputasi kualitas perilakunya selama ini..!



0 komentar:

Posting Komentar