Pages

Rabu, 11 November 2015

“Istm” : Motivasi Saja Tidak Cukup



“Lucu juga saya melihat atasan yang baru beberapa bulan, menduduki posisi atasan lama yang naik pangkat menjadi kepala area Indonesia Timur, hampir semua pekerjaan yang remeh temeh dan tugas tugas sepele diurusi , apalagi kalau sudah bau bau duit pasti nggak ada yang  lepas dari perhatiannya”. Begitulah hampir semua penyelia ini mengeluh kapada saya. Pada saat saya sedang need asessment tentang kebutuhan pelatihan MSDM  di organisasi tersebut.  Dikarenakan saya memang ingin menggali data dari  para pegawai disitu termasuk penyelia yang berinsiaitif menyelanggarakan penyegaran peningkatan mutu SDM , saya memilih menjadi pendengar yang baik saja .


“Saya heran mengapa atasan sepertinya takut mendelegasikan pekerjaan yang semestinya bisa dikerjakan staff  dikerjakan sendiri hanya karena salah dalam redaksional proposal, sementara kami sebagai penyelia sering dilewati ketika berkaitan dengan sebuah perencanaan kegiatan, tapi kalu sudah ada masalah kami kami penyelia ini yang disalahkan , karena penyelia kok gak tahu apa apa, apa maksudnya..! diajak rundingan saja nggak mana kami tahu ada kegiatan penting”. Kata penyelia bagian admin. 

Sementara   penyelia  bagian produksi juga mengeluh, “semestinya saya dan beberapa staff senior  produksi yang harus mengikuti pelatihan keterampilan  berkaitan desain dan teknologi tepat guna untuk produksi , namun yang dikirim justru orang orang kepercayaannya, “Kroni” maksudnya yang sama sekali kalau pulang dari pelatihan tidak bisa menerapkan apa  apa yang sudah didapat dari pelatihan itu, entah apa maksudnya...? “

“Tak kalah penting nya kank, atasan selalu berangkat sendiri kalau pelatihan  tentang kepemimpinan dan hubungan masyarakat, lantaran memang disana banyak bertemu dengan pemangku kepentingan, saya yakin sejak pertama dia masuk dan menjadi pemimpin kami , kami sudah underestimate bahwa  dia bisa membawa kami kearah  visi dan misi organisasi , tapi hasilnya. Semuanya malah kacau, banyak karyawan terbaik kami  yang resign dan beberapa karyawan kami yang bertahan harus banyak melakukan adaptasi, jadi kroni atau tetap berprinsip, kami penyelia yang masih peduli ini ya akhirnya kebingungan..”kata Kepala MSDM

Sekarang dmanakah  beliau,saya pikir saya membutuhkan infomasi juga dari beliau “, saya bertanya.

“Kalau urusan dengan”orang pinter” atau experties seperti Kank Hari begini, didelegasikan kepada kami, sepertinya beliau ketakutan kalau tidak kompeten akan ketahuan.”   kepala MSDM ini kembali menjawab.

 Sebenarnya saya tahu kunci permasalahan dari kebutuham pengembangan SDM di tempat itu, yakni ketidak beranian atasan dalam melakukan delegasi karena ada “hidden reasoning” yang belum terkuak . Namun yang dilatih ini kan staf dan penyelianya, lantas materi apa yang pas kalau masalahnya ada pada atasan yang bermasalah..?

Sambil mereka reka materi yang pas , dalam perjalanan pulang dari kota dingin ke Surabaya yang mulai dingin karena diguyur hujan setelah kemarau panjang , saya kembali mereview tentang  inti sari leadership dalam manajerial   mendelegasikan pekerjaan secara tepat adalah kunci keberhasilan dari sebuah organisasi dan delegasi bukan sekedar pelepasan tanggung jawab dari  pekerjaan yang tidak disukai atas pekerjaan yang paling dibenci karena dianggap menjadi ancaman  bagi kedudukannya.

Saya jadi ingat definisi Istm menurut Muslim al – Naisaburi, Sahih Muslim   , yakni Istm atau dosa adalah perbuatan apa yang terbetik (meragukan /menggelisahkan) hatimu dan engkau tidak suka apabila perbuatan itu diketahui orang lain . Sedangkan istm adalah lawan kata dari Birr yang berati muara dari segala kebajikan menyangkut masalah akidah, syariat maupun akhlak. Dengan demikian dosa atau istm adalah segala perbuatan yang melanggar akidah, syariat maupun akhlak. Artinya....semoga dugaan saya kepada atasan tersebut tidak benar, bahwa apa yang dilakukan sederhananya,” beliau memang melakukan “pelanggaran” yang tidak ingin diketahui oleh orang lain..!”.

Kalau sudah begini sebenarnya yang perlu diadakan Focus Group Discussion atau konseling dengan pemangku kepentingan termasuk dengan atasan yang ketakutan tadi , daripada hanya motivasi pengembangan SDM yang akar permasalahannya justru pada atasan, bagaimana apakah anda setuju?    


0 komentar:

Posting Komentar