Pages

Minggu, 04 Maret 2012

Moment of Truth Experiential Parenting. ,Meneladankan Nilai Kehidupan pada Anak


Case Study


“Saya tidak senang orang tua yang selalu menceramahi saya ,semua perilaku saya dikomentari ini salah itu salah.Saya tidak bisa bebas mewujudkan apapun yang  saya suka.Padahal  apa yang saya lakukan bukan perbuatan liar ,saya ingin berprestasi  pada minat yang saya miliki.saya sering ribut dengan mereka saya dianggap sebagai anak yang suka membantah.Saya jengkel ,frustrasi dan pusing melihat perilaku mereka.”

“ Saya pernah meminta orang tua untuk menandatangani surat persetujuan  atas kompetisi yang saya ikuti sebagai sarat saya mendapatkan ijin dari sekolah.Hampir saja saya memaksa nggak pulang kerumah karena mereka tidak menyetujui, namun setelah saya menjadi juara mereka mau percaya.yang lebih parah saat orang tua saya dipanggil kesekolah untuk keperluan pengembangan bakat saya mereka berebut tidak mau datang”.

“Saya ingin oran tua yang bisa ngertiin saya,tapi mereka sibuk dengan urusannya sendiri. Saya tidak pernah punya kesempatan untk “curhat” mereka beranggapan saya sudah harus bisa menyelesaikan sendiri.Sebagai anak saya merindukan peran orang tua yang bisa melindungi dan menyayangi saya sebagai anaknya,tapi mereka tidak memperdulikan ,saya sedih kepada siapa lagi saya harus mengadu..!”


Our’anic Frame Work.

“Maka selama mereka berperilaku lurus terhadapmu hendaklah kamu berlaku lurus (pula ) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertakwa” QS At Taubah 7






 Approach Strategic

Mendidik anak  dizaman sekarang memerlukan strategi yang efektif agar otoritas kita tidak menjadi momok bagi anak yang mengakibatkan mereka lebih memilih menghindar dari orang tuanya.Anak yang mencari jati diri kehilangan pegangan ,anak melarikan diri dari kepahitan hidup dan anakyang betul betul harus “memusuhi’ orang tuanya adalah wujud kurang sesuainya strategi yang dikembangkan sehingga mendapat penolakan dari anak.Mereka membutuhkan teman sebagai pendamping kegalauan hatinya,mereka menginginkan ide,harapan dan ketakutan dapat anda mengerti. Mereka membutuhkan orang tua yang dapat meletakan equality of relationship dalam komunikasi dan interaksi keseharian.

Sudah saatnya orang tua berani mengakui keterbatasan dan sekaligus menghargai  The Valuable Life Lesson yang diajarkan dan diharapkan dari anak kepada anda selaku orang tuanya.

1.Anak Membutuhkan Bimbingan dan Pendidikan dari Orang tuanya ,They Thought You Responsibility..!

Artinya,anda sebagai orang tua  perlu menyadari peran dan status sebagai orang tua yang semestinya bertanggung jawab dan menerima tugas dalam memberikan bimbingan dan pendidikan.Pendidikan kepada  anak tidak sepatutnya hanya diserahkan kepada sekolah . Pendidikan yang utama adalah bimbingan orang tua didalam rumah.Pendidikan itu mengembangkan dan melestarikan kesehatan jasmani dengan membiasakan    berolah raga,kesehatan kognitif dengan mengajak anak untuk berpikir  imajinatif –analisis- kritis,kesehatan emosi mengajak anak untuk mnegenali perasaan yang dirasakan,dan kesehatan spiritual mengajak anak untuk senantiasa taat beribadah sesuai aturan perintah agama masing masing.

2. Anak Membutuhkan Pengertian,They tought you Listen

Harapan,cita cita ,kecemasan bahkan impian anak berkembang sangat pesat lantaran berbagai informasi ,lingkungan sekitar dan teman sebaya sangat kuat pengaruhnya dalam membentuk minat anak.Sehingga tidak jarang anak membutuhkan pengertian orang tuanya. Bukan menuntut untuk selalu dipenuhi tuntutannya namun mereka membutuhkan seorang teman yang bisa mengerti tentang sesuatu yang dibutuhkannya.karena itu  they tought you how to listen ,not only to their voices  but to their feeling and behavior as well.”

Sebagai orang tua anda dituntut untuk tidak  hanya mengamati yang nampak pada perilakunya namun anda diharapkan dapat memahami apa yang bergejolak dihati anak. Mereka membutuhkan bimbingan untuk mengurai gejolak hatinya.   Jika tidak perilaku yang muncul adalah keinginan besar untuk diperhatikan yang sering dianggap sebagai “kenakalan’.


3. Mereka mengharapkan kesabaran dari anda ,they tought you patience ..!

Dalam menjalani proses perkembangan psikososialnya seorang anak akan mengahadpi beragam tantangan,kesulitan dan cobaan dalam hidupnya. Sedangkan anak bisa beragam cara meresponnya ada  yang positif namun juga ada yang negative. Seringkali respon negative ini menyebabkan orang tuanya sering mis perception dengan ulah anak akibatnya sering terjadi konflik antara orang tua dan anak. Jika konflik tidak terselesaikan dan tidak dapat difahami anak. “Pemberontakan” oleh anak sering dilakukan,mereka menjadi agresif ,tidak patuh ,”nakal” dan aneka perbuatan yang dianggap anti social lainnya.

Kesabaran orang tua untuk terus mendampingi dan meng edukasi amat dibutuhkan anak lantaran anak butuh seorang motivator untuk menghadapi kesulitannya dan memenangkan persaingan. Perjuangan orang tua untuk terus mengawal anaknya menuju kesuksesan dan kebahagiaan adalah sudah menjadi kewajibannya.


4. Miliki Kesiapan pada kejadian tak terduga,They Thaught to discover the reserves of un expected fact ..!

Kejadian yang tak terduga bisa saja menimpa anak kita apakah karena sakit,musibah atau perilaku yang yang melanggar.Mereka  membutuhkan  orang tua yang memiliki kesiapan atas perbuatan yang sama sekali tak terduga . Lantaran ketidak tahuan,ketidak berdayaan ,kesengajaan ataukah akibat tekanan. Pengertian orang tua untuk siap menerima keadaan yang  tak terduga yang terjadi pada anak akan memperkuat  anak untuk tangguh dan tabah selama menjalani masa masa.

Apapun yang terjadi kepada anak ,anak membutuhkan pendampingan.Tugas orang tua mengajarkan anak caranya menerima kenytaan dan merencanakan upaya “recovery” bagi upaya perbaikan dan kemajuan di masa depan.Mengajarkan anak untuk berani mengakui kesesalahan dan selanjutnya belajar dari kesalahan  akan membuta anak banyak mendapatkan pembelajaran,moment of truth experiential learning.


5. Melihat dari sudut pandang anak,They taught you empathy

Trend perilaku anak zaman sekarang kadang membuat orang tua miris,namun anak makin dicegah dan dilarang mereka   makin menjadi menjadi .Kerena guna mempengaruhi hati dan pikiran mereka orang tua perlu memiliki empati. Yakni dapat menempatkan diri dalam benak dan hati mereka,melihat persoalan dari sudut pandang anak.Mencoba memahami dari sudut pandang anak akan membuat anda sebagai orang tua bisa terhindar dari kesalah fahaman,konflik dan pertengkaran. Setelah memahami ajaklah anak berdiskusi tentang pilihan sikap yang diambil, beri kesempatan anak untuk mempertimbangkan keputusan yang diambilnya dengan resiko yang harus ditanggung nya sendiri. Selanjutnya doakan keputusan terbaik yang telah dipilih anak agar anak dimudahkan urusannya.


6. Anak membutuhkan apresiasi keberhasilannya,They thought joy and delight as you saw them succesfully

Respon orang tua atas keberhasilan anak mencapai prestasi atau menyelesaikan tugas sangat berarti karena dapat memenuhi need of recognition dan kebutuhan self respectnya.Dengan anak merasa diakui  upaya nya anak akan memiliki perasaan berharga atas pencapaiannya. Perasaan berharga ini akan meningkatkan harga dirinya.Harga diri anak positif akan mendorong mereka  untuk terus meningkatkan kompetensi diri dalam kompetisi.  
Sebagai orang tua tidak adil kalau hanya menuntut anak berprestasi ,menghukum anak saat bersalah tanpa menghargai keberhasilan yang telah dicapai aanak. Anak yang dihargai akan belajar caranya menghargai ,anak yang dihargai akan bisa  memiliki harga diri positif dan anak yang dihargai akan selalu dapat menjaga harkat dan martabat diri  sendiri dan orang tuanya.



Ciptakan saat yang mengesankan bagi anak agar mereka  bisa bekerja sama dengan lebih baik kepada anda.

0 komentar:

Posting Komentar